Saturday, June 10, 2017
Renungan Baptis dan Ulang Tahun di Keluarga Dermawan Sitepu
EFESUS 2 : 11 - 22
2:11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
2:13 Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Bagaimana kita kita mewujudkan sebagai DILAHRIKAN SBG KELUARGA ALLAH ?
KASIH…
1 YOHANES 4 : 8, 16
4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih
YOHANES 13:35
-------------------------------------------------------------------------
1 KORINTUS 14:1
14:1 Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.
------------------------------------------------------------------------
1 KORINTUS 13: 13
MARKUS 12: 30-31
MATIUS 25: 40
25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku
YOHANES 3 : 16
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
Friday, June 9, 2017
Ulasan Tentang Dikatomi dan Trikatomi
Dalam program "KUTAHU YANG KUPERCAYA", seorang bertanya demikian :
"Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 bagian yakni tubuh, jiwa dan roh atau hanya 2 bagian saja yakni tubuh dan jiwa/roh? Mohon penjelasan pak Esra!"
Jawaban Saya :
Memang ada 2 pandangan di dalam antropologi Kristen.
1. Trikotomi yang percaya bahwa manusia terdiri dari 3 bagian yakni tubuh, jiwa dan roh.
2. Dikotomi yang percaya bahwa manusia terdiri dari 2 bagian saja yakni tubuh dan jiwa/roh) Jadi jiwa dan roh dianggap elemen yang sama.
Manakah dari 2 pandangan ini yang benar? Saya percaya bahwa pandangan yang benar adalah dikotomi dan bukan trikotomi.
Apa dasarnya? Dasarnya adalah bahwa Kitab Suci berulangkali menunjukkan bahwa manusia terdiri hanya dari 2 bagian saja. Misalnya :
Kej 2:7 - pada penciptaan, hanya ada 2 bagian, yaitu tubuh yang dibuat dari debu tanah , dan nafas hidup yang Allah hembuskan.
Kej 2:7 - ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Pengkhotbah 12:7 - tubuh + roh .
Pengkh 12:7 - dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan rohkembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
Mat 6:25 yang melarang kuatir akan hidupmu (ini seharusnya adalah jiwamu ) dan tubuhmu .
Mat 6:25 - "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Mat 10:28 - tubuh + jiwa .
Mat 10:28 - Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Perhatikan bahwa kalau pandangan trikotomi yang benar, maka ayat ini akan jadi aneh sekali, karena ayat ini akan berkata : jangan takut kepada manusia yang bisa membunuh tubuh (1/3 dari kamu), takutlah akan Allah yang bisa membunuh tubuh dan jiwamu (2/3 dari kamu). Bukankah lebih cocok kalau pandangan dikotomi yang benar, sehingga ayat ini akan berkata : jangan takut kepada manusia yang bisa membunuh tubuh (1/2 dari kamu), takutlah kepada Allah yang bisa membunuh tubuh dan jiwamu (seluruh dirimu)?
Mat 26:41 - tubuh / daging + roh .
Mat 26:41 - Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Rom 8:10 - tubuh + roh .
Rom 8:10 - Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
1 Kor 5:5 - tubuh + roh .
1 Kor 5:5 - orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.
2 Kor 7:1 - jasmani + rohani .
2 Kor 7:1 - Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
Yak 2:26 - tubuh + roh .
Yak 2:26 - Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Keberatan Trikotomi.
Para penganut trikotomi membantah ini semua lewat beberapa alasan :
1. Kata Ibrani dan Yunani yang digunakan untuk jiwa dan roh berbeda di mana jiwa bahasa Ibraninya adalah NEPHESH dan bahasa Yunaninya adalah PSUKHE. Sedangkan roh bahasa Ibraninya adalah RUAKH dan bahasa Yunaninya adalah PNEUMA.
Jawaban : Memang kata bahasa Ibrani maupun Yunani yang digunakan untuk jiwa dan roh berbeda, tetapi kedua kata itu digunakan secarainterchangeable (bisa dibolak-balik). Contoh:
a. Kalau Kitab Suci menceritakan tentang orang yang mati, maka kadang-kadang digunakan istilah menyerahkan roh (PNEUMA / RUAKH), seperti dalam Luk 23:46 : di mana kata nyawaKu seharusnya adalah rohKu . Kis 7:59 di mana Stefanus menyerahkan rohnya kepada Tuhan Yesus. Juga Maz 146:4 (versi NIV) yang berbunyi : When their spirit departs (Ketika roh mereka meninggalkan). Tetapi kadang-kadang digunakan istilah menyerahkan jiwa (NEPHESH), seperti dalam Kej 35:18 di mana kata nafas terjemahan hurufiahnya adalah her soul (jiwanya) dan juga 1Raja 17:17 di mana kata nafas seharusnya adalah jiwa .
b. Pada waktu Kitab Suci menggambarkan orang yang setelah mati lalu hidup kembali (bangkit), maka ada ayat yang mengatakan roh nya (PNEUMA) kembali (Luk 8:55).
Luk 8:55 - Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Tetapi ada ayat yang mengatakan jiwa nya (NEPHESH) kembali (1Raja 17:21-22).
1 Raj 17:21-22 - Lalu ia mengunjurkan badannya di atas anak itu tiga kali, dan berseru kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, Allahku! Pulangkanlah kiranya nyawa anak ini ke dalam tubuhnya." TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali.
Jadi penggunaan kata yang berbeda tidak harus berarti itu ada 2 elemen berbeda.
2. Ada ayat-ayat tertentu yang menyebutkan 3 elemen (tubuh, jiwa, roh) sekaligus seperti :
1 Tes 5:23 berbunyi: Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita .
Ibr 4:12 berbunyi: Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita .
Jawaban : Penyebutan 3 sekaligus tidak harus berarti memang ada 3 elemen. Kadang-kadang Alkitab menumpuk kata-kata dengan pengertian yang sama. Misalnya istilah gambar dan rupa di mana di dalam Kej 1:26 disebutkan keduanya yakni gambar dan rupa
Kej 1:26 : Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Tetapi 1 ayat setelah itu yakni ayat 27 ternyata hanya menyebutkan gambar tanpa kata rupa .
Kej 1:27 : Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Lalu dalamn Kej 5:1 hanya menyebutkan kata rupa tanpa gambar
Lalu dalam Kej 5:1 hanya menyebutkan kata rupa tanpa gambar
Kej 5:1 : Pada waktu manusia itu diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut rupa Allah
Lalu dalam Kej 5:3 kedua kata ini muncul lagi bersama :
Kej 5:3 : Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia memperanakkan seorang laki-laki menurut rupa dan gambarnya, .
Dalam Kej 9:6 dan Kol 3:10 kembali lagi hanya ada gambar tanpa rupa :
Kej 9:6 : sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri .
Kol 3:10 : untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya .
Dari sini haruslah disimpulkan bahwa kata gambar dan rupa dipakai secara interchangeable (bisa dibolak-balik) padahal kedua kata itu maknanya sama. Demikian juga jiwa dan roh bisa disebutkan bersama-sama dalam 1 ayat tetapi itu tidak berarti bahwa jiwa memang berbeda dari roh.
Tentang Ibrani 4:12, ayat itu tidak bermaksud untuk menunjukkan bahwa jiwa dan roh memang terpisah. Konteks ayat itu adalah menunjukkan hebatnya Firman Allah di mana digambarkan sebagai lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun . Firman ini bisa melakukan hal yang mustahil sekalipun. Misalnya adalah memisahkan jiwa dan roh yang pada hakikatnya sebenarnya adalah elemen yang sama yang tak mungkin dipisahkan.
Kesimpulan : Dari semua penjelasan ini, saya kira pandangan trikotomi tidak cukup kuat dan karena itu saya berpendapat bahwa dikotomilah yang benar di mana manusia hanya terdiri dari 2 bagian saja yakni tubuh dan jiwa/toh.
Salam
Esra Soru
Sunday, June 4, 2017
"Beri Kami Rejeki Hari Ini" (Mat 6:11)
"Beri Kami Rejeki Hari Ini" (Mat 6:11)
Ada sejumlah diskusi yang mengagumkan sepanjang sejarah Gereja tentang maksud kata-kata "rejeki hari ini." Santo Agustinus berkata bahwa yang dimaksud bukanlah rejeki fisik, sebagaimana Tuhan mengingatkan kita agar melawan kecenderungan hati kita tentang apa yang akan kita makan atau minum. Juga bukan rejeki sakramental Ekaristi - dengan alasan yang sederhana - tidak setiap orang dapat menghadiri Ekaristi setiap hari. Kesimpulannya:
"Maka kita harus menafsirkan "rejeki" ini sebagai makanan rohani, yaitu perintah ilahi yang kita renungkan dan kita laksanakan setiap hari. Seperti yang dikatakan Yesus, "Bekerjalah demi makanan yang tidak binasa. Dan makanan inilah sekarang disebut "hari ini" sepanjang hidup kita yang sementara ini berjalan dari hari ke hari (The Lord's Sermon on the Mount, Book 2,7)
TUHAN, PENUHILAH KEBUTUHAN KAMI
3. TUHAN, PENUHILAH KEBUTUHAN KAMI
Jawablah pertanyaan ini:
"Apakah doa Bapa Kami berarti dalam hidupku di dunia ini?"
Bagian kedua dari doa Bapa Kami yang menjadi pusat perhatian kita dalam tulisan ini memberi jawaban atas pertanyaan di atas dengan suatu jawaban "ya" yang mantap. Allah menghendaki agar doa kita menyentuh disposisi, tindakan, dan usaha membangun damai di tempat kita menghayati hidup.
Doa memperkenalkan kuasa Allah dalam hidup kita setiap hari yaitu kuasa yang dapat "melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan' (Efesus 3:20). Ya, bila doa kita sampai ke hadirat Allah di surga, maka doa itu akan merupakan berkat karunia yang tak terukur nilainya bagi kita.
Ketika mendoakan bagian akhir doa Bapa Kami ini, kita akan melihat betapa sangat praktis doa ini. Setiap permohonan berkaitan dengan situasi hidup kita sehari-hari sebagai orang Katolik yang hidup di tengah-tengah masyarakat dunia yang nyata.
Ketika semakin dekat dengan Bapa, kita akan sadar bahwa Ia mendengarkan doa kita, menyatakan rencanaNya yang sempurna dan menunjukkan cintaNya yang agung kepada kita dalam segala situasi dan pencobaan yang kita hadapi setiap hari. Ia juga mengajarkan kepada kita sikap percaya, seperti seorang anak yang percaya pada BapaNya; maka Iapun ingin agar kita berdoa.
Rasul Yakobus memahami dengan baik prinsip ini, yaitu bahwa doa kita harus menyentuh hidup kita.
Rasul Yakobus memahami dengan baik prinsip ini, yaitu bahwa doa kita harus menyentuh hidup kita.
Tentang hidup kita sehari-hari, ia mengingatkan para pembacanya:
"Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia seumpama seorang yang sedang mengamat-amatinya mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
"Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia seumpama seorang yang sedang mengamat-amatinya mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
Baru saja ia memandang cermin, ia sudah pergi atau segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa memahami hukum yang sempurna, yaitu hukum yang mendekatkan orang dengan Allah, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar atau melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya (Yak 1:22-25)
Demikianlah kita diharapkan menghayati iman kita. Bila kita menjalankan langkah-langkah praktis seperti memaafkan, memohon pengampunan, memohon agar Ia mencukupi kebutuhan kita, memohon agar Ia melindungi kita dari yang jahat, kita akan mengalami iman kita sebagai sesuatu yang kita hayati dan praktekkan setiap hari.
Tulisan ini akan menawarkan beberapa saran untuk menghayati iman anda. Kami mendukung anda untuk melaksanakannya sambil mendoakan doa Bapa Kami sambil berharao bahwa Allah bekerja dalam hidup anda.
"Jadilah KehendakMu, di atas bumi seperti di dalam Surga" (Matius 6:10)
"Jadilah KehendakMu, di atas bumi seperti di dalam Surga" (Matius 6:10)
Kalau hanya sepintas melihant permohonan ketiga ini, mungkin kita tidak melihat pentingnya. Bila merenungkan betapa Yesus begitu terikat untuk melakukan kehendak Bapa, kita akan menyadari bahwa terkabulnya permohonan ini amat penting: baik untuk keselamatan kita maupun demi pembangunan kerajaanNya di bumi ini. Yesus sendiri bersabda, "MakananKu adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyempurnakan karyaNya" (Yohanes 4:34).
Ia juga berkata, "Barangsiapa melakukan kehendak BapaKu di Surga ia adalah saudara-saudaraKu dan ibuKu" (Matius 12:50)
Uskup Agung Francois Fenelon (1651-1715) yang nasehat rohaninya begitu dinilai berharga, menerangkan alasan pentingnya terikat pada permohonan ini: "Tiada hal yang terpenuhi di bumi atau di Surga, kecuali atas kehendak Allah, walaupun manusia tidak menginginkannya, karena memang kehendak Allah tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka. Marilah mencintai kehendakNya, dan hanya kehendakNya, dan kita akan membangun suatu surga di dunia ini" (Spiritual Letters, 101).
Di Surga kehendak Allah dijalankan secara sempurna. Di Surga para malaikat memandang Dia, para kudus menyembah Dia, agar kehendakNya terlaksana dengan sempurna. Ketika kerajaan Allah ditegakkan di dunia ini,satu akibat mendasar adalah bahwa kita menjadi manusia yang melakukan kehendakNya. Allah ingin mengubah kita dari orang yang hatinya secara alami terkait pada kehendak dan keinginan sendiri, menjadi anak-anak yang memahami kehendakNya dan yang selalu ingin taat kepaedaNya.
Kita menjadi orang yang dikuasai oleh Roh Kudus untuk menjalankan KehendakNya. Karya Allah dalam hidup kita, juga ketika kita menderita,dimaksudkan agar kita mengenal kehendakNya dan menaatinya.
Santo Paulus berkata, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendakNya: apa yang baik, yang berkenan kepadaNya dan yang sempurna" (Roma 12:2)
Inilah yang paling penting: kekristenan menuntun kita melakukan kehendakNya. Malangnya dewasa ini yang begitu sering terjadi adalah bahwa usaha untuk memenuhi kebutuhan pribadu dan keinginan cinta diri menggantikan dorongan dalam hati anak-anak Allah untuk mengetahui dan melakukan kehendakNya.
Yesus berkata, "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriKu sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakimanKu adil, sebab Aku tidak menurutibkehendakKu sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku" (Yohanes 5:30).
Yesus telah memberi sebuah contoh bagaimana mematikan kehendak kita sendiri dan melakukan kehendak Bapa.Namun, siapa yang lebih unggul dalam melakukan kehendak Allah selain Yesus, Putra Allah? Berapa lama lagi kita para pendosa ini dapat memenuhi apa yang diharapkan Bapa dari kita?
"Bapa di Surga, kami sangat berterimakasih atas kemurahan yang telah Kaulimpahkan kepada kami anak-anakMu. Tolonglah kami supaya jangan menganggap remeh kemurahan kami terima berkat wafat PuteraMu,Yesus. Ajarilah kami agar semakin dekat denganMu. Buatlah hati kami rindu akan kerajaanMu. Bentuklah kami agar menjadi anak-anak yang taat yang hidup untuk melakukan kehendakMu."
"Bapa di Surga, kami sangat berterimakasih atas kemurahan yang telah Kaulimpahkan kepada kami anak-anakMu. Tolonglah kami supaya jangan menganggap remeh kemurahan kami terima berkat wafat PuteraMu,Yesus. Ajarilah kami agar semakin dekat denganMu. Buatlah hati kami rindu akan kerajaanMu. Bentuklah kami agar menjadi anak-anak yang taat yang hidup untuk melakukan kehendakMu."
"Datanglah KerajaanMu" (Matius 6:10).
"Datanglah KerajaanMu" (Matius 6:10).
Renungan kita tentang permohonan yang kedua dari doa Bapa Kami dimulai dengan menghadirkan inti bagian pertama doa; yakni kenyataan surgawi yang kita terima di bumi karena kita percaya kepada Yesus. Begitu sering kekristenan kita disempitkan pada hal-hal duniawi - kebutuhan - kebutuhan kita, persoalan-persoalan kita, bahkan pemecahan atas persoalan-persoalan kita. Kekristenan kita dimaksudkan untuk memberi perhatian utama kepada kenyataan surgawi, yang melampaui segala sesuatu, kepada Allah sendiri.
Surat kepada jemaat di Kolose mengatakan, "Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah" (Kolose 3:1). Surat kepada Titus berbicara tentang tujuan semua orang beriman "supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan berdoa di dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus" (Titus 2:12-13). Permohonan kedua dari doa Bapa Kami mengungkapkan doa batin setiap pengikut Kristus yang berkembang ke arah kedewasaan penghayatan pribadi: bahwa Kerajaan Allah akan datang.
Doa Tuhan merenungkan dua segi kedatangan kerajaan: kedatangan kerajaan Allah di antara kita di dunia ini, dan penggenapan kerajaan Allah bila Kristus datang lagi dalam kemuliaan. Kerajaan Allah merupakan tema utama baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Ada sejumlah kutipan Kitab Suci yang mengajarkan tentang kerajaan Allah itu. Renungkanlah ayat-ayat berikut ini, serta mohonlah kepada Allah untuk mengajari anda tentang permohonan kedua, "Datanglah KerajaanMu."
Kerajaan Allah Ada Di Antara Kita:
* "Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu" (Luk 12:32)
* "Atas pertanyaan orang-orang Parisi, bilakah Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, 'Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada disini atau ia ada disana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada diantara kamu'" (Luk 17:20-21)
* "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia" (Roma 14:17)
* "Semoga engkau dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaanNya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang memberi kamu bagian apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Allah. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya yang kekasih" (Kolose 1:11-13)
Penetapan Akhir Kerajaan Allah
* "Anak Manusia akan mengutus para malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya... Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka" (Matius 13:41,43).
* "Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai raja sampai Allah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya" (1 Korintus 15:24-25)
* "Karena itu saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2 Petrus 1:10-11)
"Bapa kami yang ada di Surga, dimuliakanlah namaMu," (Matius 6:9b)
"Bapa kami yang ada di Surga, dimuliakanlah
namaMu," (Matius 6:9b)
Ketika merenungkan doa Bapa Kami, biarkanlah Allah mengajar anda kebenaran-kebenaran yang menakjubkan yang menggaris-bawahi firman Yesus ini. Bagian ini menawarkan renungan atas beberapa kebenaran yang terkandung di dalamnya. Kata pembukaan doa Bapa Kami sendiri mengundang kita untuk merenungkan beberapa kebenaran iman kita.
Semua orang yang percaya kepada Yesus telah diangkat menjadi putera-puteri Allah (Yohanes 1:12-13; 1 Yohanes 3:1). Dahulu kita asing dalam keluarga Allah, sekarang kita menjadi anggotanya, diangkat menjadi anak-anakNya, menjadi ahli waris semua yang telah dijanjikan Allah dalam Yesus (Galatia 3:26-29). Kita memiliki hak anak, sepantasnyalah kita bergembira dalam status 'ilahi' serta dalam keistimewaan panggilan Allah Bapa kita.
Sering terjadi inti keanggotaan dalam keluarga ilahi ini hilang dari kita. Dalam Kristus Yesus kita mempunyai tempat dalam rumah Bapa, "Seorang hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah" (Yohanes 8:35). Kata-kata Paulus menunjukkan jalan masuk menuju Allah. Renungkanlah kebebasan anak-anak memasuki rumah orang tuanya. Allah telah memberi kita hak yang sama melalui puteraNya. Camkanlah bagaimana anak-anak mendapat bagian harta, milik, dan rahmat orang tuanya sebagai hal yang biasa dialami dalam sebuah keluarga. Bilamana kita menyebutkan "Bapa Kami", hal yang serupa akan terjadi ketika Allah bersabda, "Semua yang Kumiliki adalah milikmu".
Keanggotaan di dalam sebuah keluargapun juga harus bertanggung-jawab. Banyak orang kudus mengingatkan bahwa orang yang mendoakan "Bapa Kami" mempunyai tanggung jawab yang besar untuk secara nyata hidup sebagai putera-puteri Allah. Santo Cyprianus dari Karthago menulis:
"Maka, saudara-saudari yang terkasih, kita harus ingat dan sadar bahwa bila kita memanggil Allah "Bapa", kita harus bertindak sebagai anak-anak Allah; sehingga setiap kali memandang Allah sebagai seorang Bapa, kita merasakan suatu kebahagiaan. Demikian juga Ia akan merasakan yang sama dalam diri kita (Treatise IV. On the Lord's Prayer, 11)
Dalam permohonan ini, kita berdoa supaya nama Allah dimuliakan. Kita mengakui bahwa namaNya pantas dikuduskan dan dihormati.
Bila kita mendoakan doa ini, kita mengakui kekudusan Allah yang Maha Tinggi, bahwa Ia pantas kita puji dan sembah, dan kuasa serta kemuliaanNya seutuhnya lebih sempurna dari segala ciptaan. Kita mohon supaya nama Allah dihormati juga oleh semua orang yang belum percaya padaNya.
Dengan berdoa seperti itu, kita mohon kepada Allah agar lebih banyak lagi orang yang percaya dan mengenal Allah secara lebih baik serta memuji dan memuliakan Allah. Santo Agustinus menulis:
"Permohonan ini tidak terlalu berarti bila mana Allah tidak kudus, tetapi manusia menganggapnya kudus, yaitu bahwa Allah menjadi begitu akrab dengan mereka sehingga mereka akan menganggap tiada yang lebih kudus daripada membela nama itu... Nama-Nya adalah agung karena keagungan kebesaranNya. Dan ini persis seperti apa yang sekarang ini berlangsung: Kabar Gembira diwartakan kepada bangsa-bangsa, bahkan dalam jaman kita ini, memuji nama satu Allah melalui karya PuteraNya." (The Lord's Sermon on the Mount, Book 2,5)